Kamis, 04 Juli 2013

BAB IV



BAB IV
PEMBAHASAN


Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny. N  umur   22 tahun P1A0 6 jam post partum dengan perawatan luka perineum ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus sebagai berikut.
1.    Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas yaitu Ny.n  P1A0 umur 22 tahun dengan perawatan luka perineum, yaitu terdiri dari nama, umur, agama, suku / bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
A.     Umur
1.    Tinjauan kasus
Dicatat dalam tahun mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang mental dan psikisisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. ( ambarwati, 2009; h. 131)
2.    Tinjauan kasus
Dalam kasus ini ny. N umur 22 tahun.
3.    Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada kasus ini ny. N berumur 22 tahun, dan berdasarkan teori yang ada   ny. N termasuk dalam katagori umur yang edeal untuk melahirkan, sehingga memperkecil terjadinya komplikasi pada ibu nifas. 
B.       Pendidikan
1.    Tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui  sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikanya.(Ambarwati,2008;h.132)
2.    Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny. N  berpendidikan terakhir adalah SMA.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak  terdapat kesenjagan antara teori dengan tinjauan kasus karena Ny. N memiliki pendidikan SMA dimana lebih luas pengetahuannya dan lebih mudah untuk memahami informasi yang diberikan.
C.       Pekerjaan
1.Tinjauan teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (ambarwati, 2009; h. 132)
2.        Tinjauan kasus
Dalam kasus ini pekerjaan ny. N adalah ibu rumah tangga.

3.        Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ny. N bekerja sebagai IRT dan pekerjaan suami adalah swasta dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti nutrisi ibu tidak memiliki masalah, serta aktivitas sosial ibu juga tidak terjadi masalah.
D.  keluhan Utama           
1.        Tinjauan teori
Menurut teori keluhan yang dirasakan ibu untuk mengetahui masalah yang di hadapi berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum. (ambarwayi, 2009; h.132)     
2.    Tinjauan Kasus
Berdasarkan hasil tinjauan kasus, Ny. N  masih merasakan mules dan nyeri pada lukanya.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan  di atas tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil study kasus yang didapat karena Ny. N mengalami rasa mulas.





E.       Riwayat kesehatan
1.    Menurut tinjauan teori\
a.       Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.  (Ambarwati, 2009; h. 133).
2.    Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini, Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit baik itu pada masa lalu, sekarang ataupun keluarga.
3.    Pembahasan
Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, karena Ny.N tidak memiliki riwayat penyakit-penyakit yang berpengaruh terhadap masa nifas Sehingga memperkecil terjadinya infeksi pada masa nifas.

F.   Riwayat obstetri
1.        Menurut tinjauan teori
a.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali   ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b.   Riwayat Persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang biasa berpangaruh pada masa nifas saat ini  (Ambawati, 2009; h. 133).
2.          Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini riwayat persalinan dan nifas Ny.N baru pertama kali melahirkan pada tanggal 23-05-2013, jenis persalinan spontan, PB 48 cm, BB 3500 gram,  penolong persalinan oleh bidan dan terdapat masalah karena Ny.N mengalami ruptur perineum.
3.         Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak  terdapat kesenjangan dimana nifas Ny.N, baru pertama kali melahirkan pada tanggal 23-05-2013, jenis persalinan spontan, PB 48 cm, BB 3500 gram,  penolong persalinan bidan, saat ini Ny.N mengalami ruptur perineum mungkin disebabkan oleh ketidak patuhan ibu dalam proses mengejan serta kurangnya tingkat kemampuan penolong dalam meningkatkan persalinan sesuai APN.
G.           Kehidupan sosial budaya
1.     Menurut tinjauan teori
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan  (Maryunani,2009;h.134).
2.    Menurut tinjauan kasus
Dalam keluarga Ny. N tidak ada pantang makanan yang berpengaruh pada masa nifas dan keluarga Ny.N tidak memiliki kepercayaan untuk tidak keluar rumah selama 40 postpartum, hubungan Ny.N dengan tetangga baik.
3.    Pembahasan
Dalam tinjauan kasus tidak ada kesenjangan antara teori karena Ny. N tidak ada pantang makanan yang berpengaruh pada masa nifas seperti tidak dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi ikan laut atau telor karena takut lukanya tidak cepat sembuh serta ibu juga tidak mengikuti kepercayaan untuk tidak keluar rumah sebelum 40 post partum, hubungan keluarga Ny.N dengan tetangga baik sehingga mempererat tali silaturahmi antara keluarga dan tetangga.
H.        Data psikososial
1.    Menurut tinjauan teori
Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami wanita selama kehamilan dan persalinan. (sulistiwati 2009; h. 135).     
2.    menurut tinjauan kasus
Ny.N PI A0, melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan sedangkan suaminya menginginkan bayi laki-laki.
3.    Pembahasan
Berdasarkan pengkajian diatas penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori yang didapat dengan hasil pengkajian, Ny.N pada data psikososial, namun kekecewaan emosional Ny.N seperti yang ada pada teori tidak sampai pada hal yang labil sehingga Ny.N masih dapat merawat bayinya.

I.         Pola kebutuhan sehari – hari
a.    Nutrisi dan cairan
1.         Tinjauan teori
Pada masa nifas nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat proses penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu.
(a)    Kebuuhan kalori selama menyusui proposional denagn jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibandingkan selama hamil.rat-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 kalori ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh dan proses produksi asi.
(b)   Ibu memerlukan 20gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (telu, daging, ikan, susu, uadang, kerang, dan keju) dan protein nabati ( banyak terkandung dalam tahu, tempe, dan kacang-kacangan .(Vivian, 2009:h.72)
2.    Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sudah mengetahui mengenai makan – makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, saat ini ibu sudah mengkonsumsi vitamin A, mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dan meminum tablet Fe dan obat – obat lain yang diberikan bidan seperti asam mefenamat, dan amoxicillin.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan diatas  tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan  kasus yang didapat karena Ny. N  meminum obat yang diberikan oleh bidan serta mengkonsumsi makanan yang dianjurkan oleh bidan.

J.         Pola eliminasi
a.    BAB
1.   Tinjauan teori
Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika klien pada hari ketiga belum juga bisa buang besar maka  diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan :
(a)    diit teratur
(b)    pemberian cairan yang banyak
(c)    Ambuasi yang baik
(Vivian,2009;h. 73-74)
2.   Tinjauan kasus.
Dari hasil pengkajian study kasus, didapatkan bahwa pada hari  pertama Ny. N belum BAB.
3.   Pembahasan
Dari  pembahasan diatas  tidak  terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan kasus yang didapat.
b.    BAK
1.Tinjauan  teori
Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Ibu diusahakan dapat buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan:
(a)    Dirangsang dengan mengalirkan air kran didekat dengan klien
(b)   mengompres air hangat diatas simpisis
(c)    saat site bath (berendam air hangat)klien disuruh BAK.
bila tidak berhasil dengan cara diatas maka dilakukan katerisasi. Karna prosedur katerisasi membuat klien tidak nyaman dan infeksi saluran kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam postpartum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam.
2.   Tinjauan kasus
Dari hasil pengkajian Ny. N telah berkemih kembali pada 1 jam post partum.
3.   Pembahasan
Dari hasil pembahasan diatas tidak terdapat  kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan kasus yang didapat karena Ny. N  sudah berkemih pada 1 jam post partum.

K.      Personal hygiene
1.   Tinjauan teori
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
( Sitti saleha;h. 73 )
Bersihkkan perinium dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu akan merasa tkut pada kemungkinan jahitan nya akan lepas, juga merasa sakit sehinga perinium tidak dibersihkan,  atau dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah BABA atau BAK.
Membersihkan dimulai dari simpisi smapai ke anal sehingga tidak terjaadi infeksi. Ibu diberitahu cara menganti pembalut yitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor diganti paling sedikit 4 kali.
(Ambarwati, 2008;h.106)            
2.    Tinjauan  kasus
Dari hasil pengkajian Ny. N tampak terlihat bersih pada tubuhnya dan luka ibu tampak bersih, serta ibu sering mengganti pembalut saat penuh, membersihkan kemaluan dari depan ke arah belakang.
3.        Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terdapatnya kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan  kasus yang didapatkan karena Ny. N  menjaga kebersihan dirinya.



b.         Data Objektif
a.    Tekanan Darah
1.        Tinjauan teori
  Pada beberapa kasusdi temukan keadaan hipertensi post partum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.(ambarwati,2009; H. 139)   
2.        Tinjauan kasus
Tekanan darah ny. N normal yaitu 100/70  mmHg    
3.        Pembahasan
Dari hasil pembahasan  diatas tidak terjadinya kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus yang didapat.
b.         Pernafasan
1.        Tinjauan  teori
Keadaan pernafasan akan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suha dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecualai ada gangguan khusus pada gangguan pernafasan.
2.        Tinjauan kasus
Dari haasil pengkajian pada Ny. N tidak terjadinya perubahan pada pernafasannya, seperti frekuensi pernafasan.


3.        Pembahasan
Dari kasus diatas, tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan kasus yang didapat pada Ny. N.
c.       Nadi
1.        Tinjauan teori
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan naik, lebih cepat.(ambarwati,2009;h .138)
2.        Tinjauan  kasus
Dari hasil pengkajian nadi Ny. N yaitu 82 kali/menit.
3.        Pembahasan
Dari hasil  pembahasan diatas  terjadinya  kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan kasus.
d.      Suhu        
1.    Tinjauan teori
24 jam post partum  suhu badan akan naik sedikit (37,50c-380c) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi.nifas dianggap terganggu kalau ada emam lebih dari 380c pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama post partum.(Ambarwati,2008:h. 83-84 )


2.    Tinjauan kasus
Pada kasus ny. N suhu tubuh ibu yaitu 36,50c 
3.    Pembahasan
Dari pembahasan diatas  tidak terjadinya  kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus yang terdapat di lapangan.
c.       Pemeriksaan fisik.
a.       Payudara
1.        Tinjauan teori
Pengkajian payudara pada periode awal pascapartum meliputi penampilan dan integritas puting susu, memar atau iritasi jaringan payudara karena posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, apakah payudara terisi susu, dan adanya sumbatan duktus, kongesti, dan tanda – tanda mastitis potensial (  Varney,dkk,2007; h.960 )
Kolostrum merupakann cairan pertama yang diperoleh bayi pada ibunya adalah kolostrum. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke 3 atau hari ke 4. kolostrum merupakan cairan dengan  viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan.(Saleha,2009;h.20)
2.        Tinjauan kasus
Dari hasil tinjauan kasus pada payudara ibu tidak taraba konsistensi yang keras, dan telah adanya pengeluaran yang berwarna kekuningan yaitu kolostrum saat dilakukan IMD setelah persalinan.
3.    Pembahasan
Dari hasil pembahasan diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan  kasus yang ada.
b.    Uterus
1.    Tinjauan teori
Pada saat setelah uri lahir TFU ibu 2 jari dibawah pusat.
( Saleha, 2009;h. 53 - 55 ) 
Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 jari  dibawah pusat. Pada hari ke 7  tinggi fundus uteri pertengahan pusat dengan simpisis. (Sulistyaawaty,2009;h.74)
2.    Tinjauan kasus
Dari hasil pengkajian  terhadap Ny. N TFU dari hasil pemeriksaan yaitu 2 jari dibawah pusat setelah uri lahir. Dan setelah 6 hari post partum TFU ibu berada pada pertengahan pusat dan simpisis.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terjadi kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus yang telah dilakukan karena TFU Ny. N  berada daalam keadaan normal.
c.       Kontraksi ( afterpaints)
1.    Tinjaun teori:
Kontraksi adalah sama dengan kontraksi sewaktu persalinan, hanya saja sekarang tujuannya berbeda. Sebagaimana diketahui, ketika uterus berkontraksi, seorang wanita akan merasakan mules. Inilah yang disebut nyeri setelah melahirkan. Hal ini akan berlangsung 2 hingga 3 hari setelah melahirkan. (rukiyah,2009;:h.141)
2.    Tinjauan kasus
Dari hasil  pengkajian pada Ny. N  pada 3 jam dan hari pertama ibu mengatakan nyeri dan mulas pada perut bagian bawah  ( uterus), namun perdarahan yang keluar dari jalan lahir masih normal dan tidak menunjukkan adanya perdarahan.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak terjadinya kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus yang didapatkan pada pengkajian studi kasus.
d.      Anogenital
a.Vulva dan vagina
1.    Tinjauan teori
Dalam beberapa hari pertama sesudah proses melahirkan
Vulva dan vagina daalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu melahirkan vulva dan vaagina kembali pada keadaan semula dan rugae daalam vagina beraangsur-angsur akan muncul kembali. (sulistyawaty,2009;h.77)
2.    Tinjauan kasus.
Dari hasil pengkajian pada 3 jam pertama setelah melahirkan vulva dan vagina ibu menjadi kendur.

3.    Pembahasan
Dari pembahasan  diatas tidak terjadinya kesenjangan antara  teori dan tinjauan kasus yang telah dilakukan.
b.      Perineum
1.    Tinjauan  teori
Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum menjadi agak bengkak / edema dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi.                                               (Maryuyani2009;h.15 )
2.    Tinjauan kasus
Pada pengkajian awal yaitu 3 jam post patum, pada perineum ibu terdapat  pembengkakan / edema dan terdapat luka jahitan perineum.
3.    Pembahasan
Dari pembahasan diatas tidak terdapat  kesenjangan antara teori dengan tinjauan  kasus.
c.       Pengeluaran Pervaginam
1.    Tinjauan teori
Lokia adalah ekresi caian rahim selama masa nifas. Lokea rubra berawana merah karena berisi darah segar dan sisa–sisa selaput ketuban, sel-sel desidua vernik Caseossa, lanugo, mekonium selama 2 hari pasca persalinan.(ambarwati,2009;h.134)
2.    Tinjauan kasus
Berdasarkan hasil tinjauan terhadap Ny. N lokia yang keluar dari  vagina / genitalianya yaitu lokia rubra, dari hasil pehkajian yang dilakukan pengeluaran pervaginam Ny. N  berwarna merah segar.
3.    Pembahasan
Dari kasus diatas tidak terjadinya kesenjangan antara teori
dengan tinjauan kasus yang telah dilakukan.

b.        Interpretasi data
1.    Diagnosa ibu
a.    Menurut tinjauan teori
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan primipara, abortus,anak hidup,umur ibu,dan keadaan nifas. Data dasar meliputi:
1)        Data Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur , keterangan ibu tentang keluhanya.
2)        Data Objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital (ambarwati,2009;h.140-141).


b.    Menurut tinjauan kasus
Ny.N umur 22 tahun P1A0 6 jam  Post partum .
TFU                                      : 1 jari bawah pusats
Kontraksi                              : Baik
Pengeluaran pervaginam       : lochea rubra
TTV          : TD                 : 100/70 mmHg
                    N                  : 82 x/i
                     P                  : 24 x/i
                     S                  : 36.5 ˚C

c.    Pembahasan
Berdasarkan pengkajian diatas penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori yang didapat dengan hasil pengkajian, Ny.N pada diagnosa karena pada diagnosa Ny.N  tidak terdapat tanda-tanda yang menuju kearah infeksi.

1.    Masalah
a.    Menurut tinjauan teori
permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi:
Data subjektif (Data yang didapat dari anamnesa pasien).
Data objektif (Data yang didapat dari hasil pemeriksaan).
 (ambarwati,2009;h.141)

b.    Menurut tinjauan kasus
Ny.N mengatakan nyeri pada luka jahitannya akibat adanya luka robekan jalan lahir.
c.    Pembahasan
Berdasarkan pengkajian diatas penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori yang didapat dengan hasil pengkajian, Ny.N pada masalah yang didapat karena nyeri pada daerah perineum ibu merupakan keluhan yang masih fisiologis.

c.         Diagnosa Potensial
1.    Menurut tinjauan teori
     Mengidenfikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi, pada hal ini diindentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi.     (Eny ratna,2009;h.141)
2.    Menurut tinjauan kasus
     Pada kasus Ny.N tidak muncul diagnosa potensial karena tidak ada   tanda-tanda kegawatan yang lain.
3.    Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus


d.   Antisipasi Masalah Potensial
1.    Menurut tinjauan teori
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manejemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter. (Ambarwati,2009;h.142).
2.    Menurut tinjauan kasus
Pada Ny.N dengan perawatan  luka perineum tidak dilakukan antisipasi karena  potensial tidak muncul.
3.    Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.N dengan perawatan luka perineum tidak dilakukan antisipasi karena  potensial tidak muncul.

e.         PERENCANAAN
1.    Menurut Tinjauan teori
Langkah-langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
1.      Beritahu keadaan ibu saat ini
2.      Cegah perdarahan masa nifas
3.      Lakukan perawatan perineum ( menggunakan betadine)
4.      Beritahu ibu untuk menyusui bayinya sedini mungkin
5.      Anjurkan ibu untuk melakukan pencegahan hipotermi pada bayinya
6.      Ajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene
7.       Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan  nutrisinya
8.      Ajarkan ibu untuk melakukan  mobilisasi
9.      Berikan ibu terapi obat
10.  Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya
( saleha, 2009;H.35)
2.    Menurut tinjauan kasus
a.    Pada tanggal 23 mei
1.         Beritahu keadaan ibu saat ini
2.         Cegah perdarahan masa nifas
3.         Lakukan perawatan perineum
4.         Beritahu ibu untuk menyusui bayinya sedini mungkin
5.         Anjurkan ibu untuk melakukan pencegahan hipotermi pada bayinya
6.         Ajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene
7.          Anjurkan ibu untukmemenuhi kebutuhan  nutrisinya
8.         Ajarkan ibu untuk melakukan  mobilisasi
9.         Berikan ibu terapi obat
10.     Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya
b.          Pada tanggal 29 mei 2013
1.        Lakukukan pemeriksaan pada ibu dan beritahu ibu hasilnya
2.        Evaluasi luka jahitan
3.        Evaluasi tantang ASI  eksklusif
4.        Ajarkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
5.        Nilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,perdarahan dan abnormal
6.        Beritahu waktu kunjungan ulang
3.      Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena pada ny. N semua kebutuhan dasarnya terpenuhi.

F.  Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.
1        Menurut tinjauan teori
a.memberitahu ibu tantang keadaannya
b.    Mencegah perdarahan masa nifas
c.     Melakukan perawatan luka perineum (menggunakan betadine)
d.    Beritahu ibu untuk menyusui secara dini
e.    Mengajari ibu untuk melakukan pencegahan hipotermi
f.     Mengajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene
g.    Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
h.    Ajarkan ibu untuk mobilisasi
i.     Memberikan ibu therapi obat
j.      Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang
(saleha,2009;h.88)
2        Menurut tinjauan kasus
a.         Pada tanggal 23 mei 20013
1.    Memberitahu ibu keadaan ibu saat ini seperti TTV: TD 100/70mmhg, N: 82 x/menit, RR:24 x/menit, T:36,50 C dan dari hasil pemeriksaan fisik ibu dalam keadaan normal.
-     Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri pada perut yang dirasakan  ibu  adalah hal yang normal, hal ini berasal dari proses kembalinya uterus ibu ke keadaan seperti ibu sebelum hamil
2.    Mencegah perdarahan masa nifas  dengan cara mengajarkan ibu atau keluarga untuk tetep melakukan masase pada fundusnya agar uterus tetep berkontraksi.
3.    Melakukan perawatan luka perineum setiap hari dengan cara siapkan dan dekatkan alat
a.    Kom berisi kapas dengan air DTT
b.    Kassa steril
c.    Bengkok
d.   handscoon
cara kerja
-     cuci tangan pakai handscoon
-     bersihkan labia mayor kanan dan kiri secara bergantian dengan kapas yang diberi air DTT
4.    Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sedini mungkin agar dapat terjalin ikatan batin antara ibu dan bayinya.
5.    Mengajarkan pada ibu untuk melakukan pengcegahan hipotermi yaitu, ganti popok bayi ketika bayi BAK/BAB,
6.    Mengajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara menganti pembalut setiap habis BAK atau BAB atau bila terasa lembab, menganti kasa yang diberi betadin setiap 2 jam sekali, ganti celana dalam bila terasa lembab, ganti pembalut sehari 3 kali, membersihkan genetalia pada saat BAB/BAK dari depan ke belakang, mengeringkan dengan handuk kering.
7.    Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein tingi seperti (telur, daging, tahu, tempe)
8.    Mengajarkan ibu untuk melakukan mobilisasi  pada 6 jam setelah melahirkan yaitu dengan berjalan – jalan sedikit yang gunanya untuk membuat luka pada perineum ibu tidak kaku sehingga ibu tidak merasa nyeri.
9.    Memberikan ibu terapi obat antibiatik ( agar tidak terjadi infeksi), analgetik (untuk mengurangi rasa nyeri), fe ( penambah darah) dan vitamin A ( tambahan vitamin A dapat meningkatkan kualitas asi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup) 
10.                        Memberitahu ibu untuk melakukan kunjunga ulang pada tanggal 29 mei 2013
b. pada tanggal 29 mei 2013

1.    Melakukan pemerikasaan pada  ibu yaitu TD 120/80 mmHg, N: 80X /menit, RR : 21 X/menit, T :36,5 0C dan dari pemeriksaan ibu dalam keadaan normal.TFU  berada dipertengahan simpisis dan pusat.
2.    Mengevaluasi Luka jahitan perineum, dengan cara memeriksa kembali apakah masih basah atau sudah kering
3.    Evaluasi tentang ASI eksklusifapakahibu memberikan ASInya tanpa menggunakan makanan tambahan seperti pisang, madu, atau kelapa muda.
4.    Mengajarkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat yaitu tidur malam 8 jam dan tidur siang 1 jam. Karena jika ibu kurang istirahat itu dapat menyebabkan produksi ASI berkurang, terhambatnya proses involusi, pendarahan menjadi banyak.
5.    Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,atau perdarahan abnormal seperti suhu tubuh >380c, kemerahan, lokia berbau,perdarahan yang melebihi batas akibat subinvolusi
6.    Memberitahu waktu kunjungan ulang yaitu 2 minggu kemudian untuk memastikan semua berjalan normal
3. Pembahasan
Berdasarkan pengkajian diatas penulis menyimpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori yang didapat dengan hasil observasi dari hari pertama hingga hari keenam post partum karena kebutuhan Ny. N telah terpenuhi yaitu pada saat melakukan perawatan luka perineum ny. N menggunakan air DTT sedangkan teori menggunakan betadine.

g.        Evaluasi
1.      Menurut tinjauan teori
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Eny, 2009; h.131-147).
2.      Menurut Tinjauan kasus
Pada tinjauan kasus ini hasil evaluasi adalah sebagai berikut:
a.       Pada tanggal 23 mei 2013
3.        ibu antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan dan paham tentang penjelasan yangdiberikan.
4.        Kontraksi uterus baik dan keluarga bersedia melakukan masase.
5.        Perawatan luka perineum telah dilakukan.
6.        Ibu bersedia melakukan pencegahan hipotermi pada bayinya.
7.        Ibu bersedia menyusui bayinya sedini mungkin.
8.        Ibu telah mengerti a menjaga personal hygiene.
9.        Ibu telah menghabiskan makan siangnya dengan 1 piring nasi, sayur bayam, ayam goreng,  1 buah jeruk  dan 1 gelas air putih
10.    Ibu bersedia melakukan mobilisasi pada 6 jam pertama.
11.    Ibu tampak antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan dan bersedia mengkonsumsi obat yang telah diberikan.
12.    Ibu mengerti jadwal kunjungan ulang dan bersedia melakukan kunjungan ulang
b.     Pada tanggal 29 mei 2013
1.      Ibu mengerti tentang keadaan dirinya dari hasil peeriksaan.
2.      Setelah di lakukan pemeriksaan, perawatan luka perineum telah berhasil, luka perineums sudah kering
3.        Ibu tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayinya, bayinya hanya diberikan ASI eksklusif
4.        ibu bersedia memenuhi kebutuhan istirahat.
5.        Ibu mengerti tanda tanda infeksi.
6.        Setelah di jelaskan ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian
3.Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena kebutuhan dasar ibu masa nifas telah terpenuhi dan hasilnya ada perubahan dari yang belum mengerti dan menjadi mengerti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar