Kamis, 04 Juli 2013

BAB I



BAB I
PENDAHULUAN
I.     Latar Belakang
Kematian  ibu  selama  masa  nifas  merupakan  salah  satu  aspek  yang
memberikan  kontribusi  dalam  perhitungan  Angka  Kematian  Ibu  (AKI)  dan merupakan  indikator  keberhasilan  pembangunan  sektor  kesehatan.  Pencapaian tujuan   dan   target   Millennium   Development   Goals   (MDGs)   yaitu   dengan meningkatkan  kesehatan  dan  merupakan  salah  satu  dari  8  target  yang  harus dicapai. Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah berkepanjangan dan kompleks yang sulit  diatasi. AKI merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri  masih  buruk,  sehingga  memerlukan  perbaikan.  Dari  laporan World Health organisasion (WHO)  di Indonesia AKI tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup bila   dibandingkan   dengan   negara-negara   ASEAN   lainnya.   AKI   di Singapura  14,  Malaysia  62,  Thailand  110,  Vietnam  150,  Filipina  230  dan Myanmar 38.(Http://Www.doctor.com/docs/27243792/KEMATIAN-IBU-DAN-ANAK-DI-DUNIA-menurut-WHO-2012)
MDGs adalah hasil kesepakatan 189 negara termasuk Indonesia  yang mulai dijalankan pada September 2000. Deklarasi ini berisi komitmen negara masing masing dan komunitas  internasional untuk mencapai  delapan butir tujuan pada tahun 2015 sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Tujuan yang berhubungan dengan kesehatan adalah butir ke 4, 5, dan 6 yaitu Menurunkan angka Kematian anak dengan target mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak anak usia di bawah 5 tahun, Meningkatkan kesehatan ibu dengan target mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan dan, memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya dengan target menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya. Tujuan Millenium ini merupakan komitmen Pemerintah Republik Indonesia terhadap komitmen global yang secara konstitusional juga diakui dan disahkan serta dituangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2004–2025 dan saat ini telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.     
AKI di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-negara di Asia misalnya Thailand dengan AKI 130/100.000 Kelahiran Hidup. Data SDKI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 (KH). Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan dibanding tahun tahun sebelumnya, target MDGs 5 yaitu menurunkan AKI menjadi 102/100.000 KH pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh  pihak baik Pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus.
Departemen Kesehatan mempunyai Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam meningkatkan peran aktif suami, keluarga, dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan meningkatkan persiapan menghadapi perencanaan komplikasi saat kehamilan dan pasca persalinan. Infeksi postpartum terjadi di traktus genitalia setelah kelahiran yang diakibatkan oleh bakteri, hal ini akan meningkatkan resiko infeksi postpartum yang salah satunya disebabkan oleh luka episiotomi yang dapat menyebabkan syok septic. (Cunninghum, 2005; h. 108).

Tindakan episiotomi mencegah robekan perineum yang tidak teratur, yang mana insisi yang bersih dan dilakukan dengan posisi yang benar dapat mempercepat penyembuhan luka perineum daripada robekan yang tidak teratur. Robekan perineum yang tidak teratur dapat terjadi meskipun telah dilakukan episiotomi. Hal ini dapat terjadi jika ibu tidak mengejan dengan baik. Luka robekan perineum akan membuat nyeri dan rasa tidak nyaman pada ibu yang akan menghambat interaksi ibu dan anak, membuat ibu lebih rentan terkena infeksi dan terjadi perdarahan jika luka perineum tidak dipantau dengan baik. Luasnya robekan perineum akan mempengaruhi tingkat kesembuhannya. (Manuaba, 2007; h 98)


Perhatian yang khusus akan dapat mempertahankan kontinensia fetal dan keadaan ibu yang tidak merasakan nyeri, akan mempercepat kesembuhannya. Luka episiotomi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi, seperti kehilangan darah karena melakukan episiotomi terlalu dini, infeksi karena terkontaminasi dengan urin dan feses, dispareunia, dan hematoma lokal yang menyebabkan infeksi (Manuaba, 2007;h.47).
Data yang diambil dari BPS Lisnani ali, S.ST, pada bulan Januari-Mei terdapat 95 orang yang melahirkan dan diantara 95 orang tersebut sebanyak 39 orang ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami luka perineum.

II.  Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum terhadap Ny. N umur 22 tahun P1 A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali,S.ST Teluk Betung Timur Bandar Lampung Tahun 2013  

III.   Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk memahami, mempelajari serta memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas tentang perawatan luka perineum
2.    Tujuan Khusus
a.    Diharapkan dapat melakukan pengkajian pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali, S.ST teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.
b.     Diharapkan dapat menentukan interpretasi data ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post di BPS Lisnani Ali, S.ST  teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.
c.    Diharapkan dapat menentukan diagnosa potensial pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali, S.ST telik betung timur bandar lampung tahun 2013.
d.   Diharapkan dapat melakukan tindakan antisipasi pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali, S.ST teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.
e.    Diharapkan dapat merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali S.ST teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.
f.     Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A1 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali, S.ST teluk betung timur  bandar lampung tahun 2013.
g.    Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada ibu nifas khususnya pada Ny. N umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum di BPS Lisnani Ali, S.ST teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.


IV.   Ruang Lingkup
a.       Sasaran
Objek penelitian dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah satu ibu nifas yaitu Ny. N umur 22 tahun P1A0 dengan luka perinium.
b.      Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di BPS Lisnani Ali, S.ST teluk betung timur bandar lampung tahun 2013.
c.       Waktu
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20 Mei - 2 juni 2013.

V.  Manfaat Penulisan
1.    Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan, serta dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengambilan kasus – kasus berikutnya yang berhubungan dengan nifas khususnya dengan perawatan luka perineum.
2.    Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan masukan bagi tempat penelitian agar dapat mengoptimalkan serta meningkatkan pelayanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas terhadap pasien.

3.    Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengerti tentang perawatan luka perineum khususnya ibu nifas yang mengalami luka perineum.
4.    Bagi Penulis
Dapat melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif serta menetapkan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan, dan memperoleh Ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan dilakukannya penelitian dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat diadila.

VI.   Metodologi dan Teknik Memperoleh Data
A.  Metodologi penelitian
Penulisan Karya Tulis Ilmiah menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan permasalahan yang muncul dan mencoba menggali bagaimana dan mengapa hal tersebut bisa terjadi sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan menurut varney.
B.  Tehnik Memperoleh Data
Untuk memperoleh data, tehnik yang digunakan sebagai berikut:
1.    Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara langsung.

a.    Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan keterangan atau pendirian  secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden). (Notoatmodjo,2005;h. 102).
Wawancara dilakukan dengan cara :
1)   Auto anamnesa
Wawancara yang langsung dilakukan kepada klien mengenai penyakitnya.(sulistyawati,2009;h.65)
b.    Observasi
Adalah suatu perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari naluri mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan .(Notoatmojo,2005;h.95) 
c.    Pemeriksaan fisik
Adalah suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang prinsipnya menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yang inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.(Priharjo,2006;h.2-3)
 
2.    Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber Biro Pusat Statistik (BPS), buku laporan, jurnal, dan lain-lain. 
a.    Studi Pustaka
Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari catatan tentang pasien yang ada. (Notoatmodjo,2005;h.63)
b.    Studi Dokumenter
Adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi  resmi, misalnya laporan, statistik, catatan–catatan di dalam kartu klinik. (Notoatmodjo, 2005; h. 62).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar